Tuesday, March 1, 2016

WISATA PETUALANGAN DI TANJUNG BLIMBING SUMATERA

 Pilihan eko wisata sekaligus edukasi yang menghibur  buat anda
 
        Alam liar itu dinamai Tanjung Belimbing Wildlife Nature Conservation (TWNC). Orang- orang yang tinggal di sekitar hutan lindung itu sering menyingkatnya menjadi Tam- bling. Mungkin biar lebih easy listening ya. Tak hanya hutan tropisnya yang alami, kehidup- an penduduk di sana juga menarik untuk dipelajari. Sekitar 100 kepala keluarga yang tinggal di kawasan itu hidup berdampingan dengan hewan-hewan liar. Ada beberapa ekor harimau Sumatera di kawasan yang dilindungi pemerintah ini. Namun hingga kini, belum ada kejadian para kucing besar itu mengincar manusia. Menurut petugas di sana, hal itu karena kebutuhan para harimau di hutan sudah terpenuhi. Di hutan itu memang hidup rusa, kerbau, monyet, babi, rusa liar yang menjadi makanan harimau.
Sudah pasti, kalau datang ke sini yang dilakukan adalah menjelajah hutan. Sebaiknya Anda mengajak orang yang sudah paham kawasan tersebut agar tidak tersesat.
       Seperti layaknya hutan, kicau burung terdengar bersa- hutan di antara pucuk-pucuk pohon nan rimbun. Terka- dang, terdengar suara siamang yang ‘menyanyi’ sambil bergelantungan di dahan-dahan pohon. Keberadaan semua makhluk ini terpelihara secara alami di hutan tropis ujung selatan Sumatera. Kawasan TWNC ini sangat kaya dengan flora dan fauna yang merupakan habitat alami hutan tropis. Luasnya 45.000 hektare, jadi butuh waktu yang agak lama untuk mengeksplorasinya. Padahal ini hanya bagian kecil dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Berpetualang di tempat ini sungguh seru, karena selain hutan tropis, terdapat pula danau, padang rumput (sabana), pantai dalam satu kawasan. Kalau mau dipaksakan, cukup satu hari menelusuri itu semua.
        Yang paling mengasyikan adalah melihat penangkaran harimau di rescue center. Pusat penangkaran ini sebelum- nya telah melepaskan lima harimau yang diselamatkan dari Aceh, Jambi, dan wilayah Sumatera lainnya. Harimau bernama Pangeran dan Agam dikembalikan ke habitat aslinya pada 2008. Sedangkan Buyung dan Panti dikembalikan pada 2010. Terakhir adalah Tarisa yang dise- lamatkan di Bengkulu pada 2011 lalu. Sementara yang masih dalam persiapan pelepasan ada lima ekor lagi. Harimau-harimau yang sedang dalam per- siapan dilepas ini bisa dilihat oleh pengunjung. Anda suka laut atau pantai? Hmm... jangan khawatir! Kawasan ini juga menyimpan keindahan laut yang sungguh memesona. Kalau beruntung, Anda bisa menyaksikan ikan hiu yang berenang di ‘tepi’ Samudra Hindia.
        Anda juga bisa berenang di pantainya yang jernih dan biru. Dari sebuah menara setinggi 70 meter, Anda bisa melihat ‘luasnya’ Samudra Hindia sambil menikmati sunset yang dramatis. Namun hati-hati, menara ini sudah dibangun sejak tahun 1879 dan kondisinya cukup mengkhawatirkan. Sebaiknya tidak usah naik karena bangunan sudah miring.
menuju hutan tropis perawan ini bukan lagi masalah, karena sudah dapat diakses melalui udara, laut, dan darat. Pesawat carteran berangkat dari Bandar Udara Halim Per- danakusuma, Cengkareng, Jakarta. Sementara jalur laut, bisa diakses melalui kapal cepat di Marina Ancol, Jakarta. Sedangkan jalur darat merupakan jalur yang sangat sulit dan lama digunakan, mungkin jadi tantangan tersendiri untuk para backpacker. Berminat?

No comments:

Post a Comment