BANDARA
ALI SADIKIN JAKARTA
SETELAH PROYEK REKLAMASI GIANT SEA WALL
SELESAI. SELANJUTNYA MEMBANGUN ASIA
Ali
Sadikin International Airport namanya. Mantan Gubernur Jakarta ini dipandang lebih bagus
daripada yang semula, Bandara Si Pitung, yang diambil dari tokoh legendaris
Betawi. Meski namanya sudah berganti, bandara ini masih di awang-awang.
Proyeknya masih jauh dan belum jelas kapan dibuat. Desainnya seperti apa juga
belum bisa dipastikan karena masuk tahap C alias proyek yang dibuat setelah
reklamasi Giant Sea Wall selesai
Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Andi
Baso Mappapoleonro memberi ancar-ancar bahwa bandara itu akan menem- pati lahan
400 hektare. Lahannya reklamasi juga, tapi di luar garis Giant Sea Wall, yang
ber- bentuk Garuda. “Area reklamasi nanti akan di- jadikan pelabuhan air dan
bandar udara,” ucap Andi Baso. Jika jadi dibuat, bandara ini bakal meleng- kapi
lapangan udara komersial di Jakarta dan sekitarnya. Saat ini sudah ada
Soekarno-Hatta di Cengkareng dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur.
Pemerintah
juga sudah bersiap membangun bandara baru di Karawang, Jawa Barat. Bandara
Soekarno-Hatta saat ini sudah terla- lu padat. Setiap satu atau dua menit akan
tam- pak dua pesawat mendarat hampir bersamaan di dua landasan paralel. Bandara
itu dirancang untuk melayani 38 juta penumpang per tahun, tapi sekarang sudah
melayani lebih dari 60 juta orang. “Tahun 2030 menjadi 150 juta penum - pan g
setahun,” kata Direktur Kebandarudaraan
Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan
Bambang Tjahyono. Pemerintah kemudian menggagas bandara baru di Karawang. Saat
ini bandara Karawang tinggal menunggu pengesahan penyesuai- an terhadap
rancangan tata ruang dan tata wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat. “Kalau RTRW
Karawang sudah tidak ada masalah,” ucap Bambang. Di saat proses ini, ide
Bandara Ali Sadikin muncul. Meski begitu, pemerintah pusat belum juga mendapat
usulan resminya.
Deputi
Infrastruktur Sarana dan Prasarana Kemen- terian Koordinator Perekonomian Luky
Eko Wuryanto juga mengaku tak tahu-menahu soal proyek bandara itu. “Tanya ke
Dirjen Per- hubungan Udara saja,” ucapnya. Kementerian Perhubungan juga belum
men- erima proposal pembuatan bandara itu. “Hing- ga detik ini saya belum
menerima usulan itu di meja saya,” ujar Bambang. Meski ada rencana pembangunan
bandara di Karawang, Ando Baso mengatakan mereka masih tetap memiliki peluang.
“Kalau pemerintah pusat mau Karawang, ya silakan,” katanya. “Tapi kan Karawang
itu sawah (yang mesti dialihfungsikan).”
Proyek
bandara ini sebenarnya tidak masuk satu paket dengan Giant Sea Wall, yang masuk
tahap B, yang dalam masterplan sementara diharap selesai pada 2022.
Proyek bandara ini masuk tahap C. Dalam tahap ini, selain bandara, dibangun pelabuhan
baru dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Marunda. “Jadi barang-barang dari KEK itu
dari sini didistribusikan ke seluruh Nusantara ataupun diekspor ke penjuru
dunia, tidak usah lagi ke (bandara) Cengkareng atau ke (bandara) Karawang
tadi,” ucap Andi Baso. Andi Baso mengatakan kajian konsultan proyek reklamasi
pantai utara Jakarta itu sudah menggambarkan tentang di mana letak banda-
ranya, tapi titik koordinatnya belum ditetap- kan. “Koordinatnya belum, detail
pemanfaatan ruangnya juga belum,” ucapnya. Karena proyek ini belum jelas, soal
dana juga belum pasti.
“Konsepnya
baru kita matangkan, jadi menunggu prefeasibility study dulu,” katanya.
Yang jelas, pembiayaan akan melibat-kan swasta karena membutuhkan dana yang
sangat besar. “Kalau semua memakai APBN, provinsi lain pasti cemburu.” Bandara
ini juga diperkirakan tidak akan mengganggu lalu lintas udara bandara lain.
Sudut landasan pesawat akan dihitung dengan cermat, sehingga tidak mengganggu
lalu lintas di bandara lain. “Itu mereka (konsultan Be- landa) sudah
menghitung, dan nanti kalau jadi kan dibuatkan detailnya. Nanti bekerja sama
dengan Dirjen Perhubungan Udara,” ucapnya.
Kementerian
Perhubungan juga menyata- kan, secara teknis lalu lintas udara, dimungkin- kan
membuat bandara di sekitar Teluk Jakarta. “Sepanjang kajian masih bisa
dipertanggung- jawabkan, itu sah-sah saja,” kata Bambang. Andi Baso menyatakan
sudah ada swasta yang berminat menjadi kontraktor. “Sudah ada yang datang, ada
beberapa,” ucapnya. Ia menyebut Wiratman and Associates dan part- nernya, Fuhai
dari Tiongkok. Bahkan Grup Artha Graha juga sudah menyatakan kesiapannya turut
ikut dalam pembangunan tersebut. Tapi Wiratman and Associates mengatakan mereka
belum pernah membawa usulan untuk membangun bandara.
Juru bicara
Wiratman, Yulianto, mengatakan, “Karena usulan itu pasti memerlukan kajian
tersendiri secara teknis.” Sejauh ini, ujar dia, pihaknya belum melaku- kan
kajian apa pun tentang proyek itu. Namun, secara finansial, apabila diminta
ikut dalam proyek itu, pihaknya siap. “Apabila kami diminta, secara teknis
finansial kami siap,” ucapnya.
No comments:
Post a Comment