Friday, March 4, 2016

RANCANGAN BANDARA ALI SADIKIN JAKARTA



BANDARA ALI SADIKIN JAKARTA
SETELAH PROYEK REKLAMASI GIANT SEA WALL SELESAI. SELANJUTNYA MEMBANGUN ASIA
      Ali Sadikin International Airport namanya. Mantan  Gubernur Jakarta ini dipandang lebih bagus daripada yang semula, Bandara Si Pitung, yang diambil dari tokoh legendaris Betawi. Meski namanya sudah berganti, bandara ini masih di awang-awang. Proyeknya masih jauh dan belum jelas kapan dibuat. Desainnya seperti apa juga belum bisa dipastikan karena masuk tahap C alias proyek yang dibuat setelah reklamasi Giant Sea Wall selesai
      Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Andi Baso Mappapoleonro memberi ancar-ancar bahwa bandara itu akan menem- pati lahan 400 hektare. Lahannya reklamasi juga, tapi di luar garis Giant Sea Wall, yang ber- bentuk Garuda. “Area reklamasi nanti akan di- jadikan pelabuhan air dan bandar udara,” ucap Andi Baso. Jika jadi dibuat, bandara ini bakal meleng- kapi lapangan udara komersial di Jakarta dan sekitarnya. Saat ini sudah ada Soekarno-Hatta di Cengkareng dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur.
        Pemerintah juga sudah bersiap membangun bandara baru di Karawang, Jawa Barat. Bandara Soekarno-Hatta saat ini sudah terla- lu padat. Setiap satu atau dua menit akan tam- pak dua pesawat mendarat hampir bersamaan di dua landasan paralel. Bandara itu dirancang untuk melayani 38 juta penumpang per tahun, tapi sekarang sudah melayani lebih dari 60 juta orang. “Tahun 2030 menjadi 150 juta penum - pan g setahun,” kata Direktur Kebandarudaraan
Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Bambang Tjahyono. Pemerintah kemudian menggagas bandara baru di Karawang. Saat ini bandara Karawang tinggal menunggu pengesahan penyesuai- an terhadap rancangan tata ruang dan tata wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat. “Kalau RTRW Karawang sudah tidak ada masalah,” ucap Bambang. Di saat proses ini, ide Bandara Ali Sadikin muncul. Meski begitu, pemerintah pusat belum juga mendapat usulan resminya.  
        Deputi Infrastruktur Sarana dan Prasarana Kemen- terian Koordinator Perekonomian Luky Eko Wuryanto juga mengaku tak tahu-menahu soal proyek bandara itu. “Tanya ke Dirjen Per- hubungan Udara saja,” ucapnya. Kementerian Perhubungan juga belum men- erima proposal pembuatan bandara itu. “Hing- ga detik ini saya belum menerima usulan itu di meja saya,” ujar Bambang. Meski ada rencana pembangunan bandara di Karawang, Ando Baso mengatakan mereka masih tetap memiliki peluang. “Kalau pemerintah pusat mau Karawang, ya silakan,” katanya. “Tapi kan Karawang itu sawah (yang mesti dialihfungsikan).”
       Proyek bandara ini sebenarnya tidak masuk satu paket dengan Giant Sea Wall, yang masuk tahap B, yang dalam masterplan sementara diharap selesai pada 2022. Proyek bandara ini masuk tahap C. Dalam tahap ini, selain bandara, dibangun pelabuhan baru dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Marunda. “Jadi barang-barang dari KEK itu dari sini didistribusikan ke seluruh Nusantara ataupun diekspor ke penjuru dunia, tidak usah lagi ke (bandara) Cengkareng atau ke (bandara) Karawang tadi,” ucap Andi Baso. Andi Baso mengatakan kajian konsultan proyek reklamasi pantai utara Jakarta itu sudah menggambarkan tentang di mana letak banda- ranya, tapi titik koordinatnya belum ditetap- kan. “Koordinatnya belum, detail pemanfaatan ruangnya juga belum,” ucapnya. Karena proyek ini belum jelas, soal dana juga belum pasti.
        “Konsepnya baru kita matangkan, jadi menunggu prefeasibility study dulu,” katanya. Yang jelas, pembiayaan akan melibat-kan swasta karena membutuhkan dana yang sangat besar. “Kalau semua memakai APBN, provinsi lain pasti cemburu.” Bandara ini juga diperkirakan tidak akan mengganggu lalu lintas udara bandara lain. Sudut landasan pesawat akan dihitung dengan cermat, sehingga tidak mengganggu lalu lintas di bandara lain. “Itu mereka (konsultan Be- landa) sudah menghitung, dan nanti kalau jadi kan dibuatkan detailnya. Nanti bekerja sama dengan Dirjen Perhubungan Udara,” ucapnya.
        Kementerian Perhubungan juga menyata- kan, secara teknis lalu lintas udara, dimungkin- kan membuat bandara di sekitar Teluk Jakarta. “Sepanjang kajian masih bisa dipertanggung- jawabkan, itu sah-sah saja,” kata Bambang. Andi Baso menyatakan sudah ada swasta yang berminat menjadi kontraktor. “Sudah ada yang datang, ada beberapa,” ucapnya. Ia menyebut Wiratman and Associates dan part- nernya, Fuhai dari Tiongkok. Bahkan Grup Artha Graha juga sudah menyatakan kesiapannya turut ikut dalam pembangunan tersebut. Tapi Wiratman and Associates mengatakan mereka belum pernah membawa usulan untuk membangun bandara.    
        Juru bicara Wiratman, Yulianto, mengatakan, “Karena usulan itu pasti memerlukan kajian tersendiri secara teknis.” Sejauh ini, ujar dia, pihaknya belum melaku- kan kajian apa pun tentang proyek itu. Namun, secara finansial, apabila diminta ikut dalam proyek itu, pihaknya siap. “Apabila kami diminta, secara teknis finansial kami siap,” ucapnya.

No comments:

Post a Comment