Wisata
Dunia
CAPPADOCIA, TURKI.
Kembali ke zaman batu
kehidupan seperti keluarga flintstones ternyata benar-benar ada.
buktinya ada di cappadocia
Di era
modern seperti sekarang, rasanya mustahil menemu- kan kota bawah tanah dengan
keselu r uhan bangunan dipahat dari
batu. Tapi siapa sangka, traveler bisa menemukannya di Cappadocia.
Tempat ini benar-benar mengingatkan kita pada film kartun Flintstones,
yang ber- cerita tentang kehidupan Fred Flintstones dan keluarga pada zaman
batu. Nah, konon, Cappadocia merupakan salah satu destinasi wisata yang seakan-
akan bisa membawa kita kembali ke zaman batu sekaligus merasakan kehidupan ala
keluarga Flintstones. Cappadocia terletak sekitar 320 kilo- meter arah selatan
dari Ankara, ibu kota Republik Turki.
Tempat ini terbentang di antara Gunung
Taurus dan Laut Hitam. Untuk menuju Cappadocia, ada beragam moda transportasi
yang bisa digunakan. Mulai pesawat udara, kereta, sampai bus. Perjalanannya
bisa Anda mulai dari Istan- bul ataupun Ankara.
Cappadocia merupakan kawasan luas, terdiri
atas enam kota. Salah satu daerah yang paling sering menjadi tujuan para turis
adalah Goreme. Pertama kali menjajakan kaki di Goreme, traveler mungkin
bingung pada penampakan di depan mata. Pemandangan batu-batu raksasa yang
justru memberikan kesan panas dan gersang. Lalu apa keistimewaannya sehingga bebatuan
ini bisa terdaftar sebagai warisan dunia UNESCO?
Ternyata wilayah di Provinsi Anatolia
Tengah ini punya keunikan yang tak dimiliki tempat lain. Batu-batu raksasa ini
sesungguhnya sebuah kota penuh pahatan dan dibangun ribuan tahun lalu.
Ditemukan dan dibentuk oleh bang- sa Het dari Kerajaan Hittites lebih dari
3.000 tahun yang lalu.Kerajaan Hittites merupakan salah satu imperium termaju
di dunia kuno, yang berkuasa dari 1700 SM sampai 1190 SM.
Bebatuan sedimen terbentuk dari material
vulkanik. Kira-kira bebatuan ini terbentuk sekitar 9 sampai 3 juta tahun yang
lalu, terkikis oleh an- gin dan hujan hingga membentuk menara, tugu, dan pilar.
Dulu bebatuan ini diukir dan dikeruk secara manual untuk dijadikan tempat
tinggal oleh penduduk lokal. Bayangkan saja rumah-rumah batu dengan atap yang
beragam bentuknya, sungguh unik, bukan? Meski ada semenjak zaman
Kekaisaran Romawi, bangunan ini masih
terjaga dalam kondisi yang cukup baik hingga detail interior di dalamnya.
Hingga kini masih banyak penduduk memilih
tinggal di gua-gua batu, sementara sisanya banyak yang dialihfungsikan menjadi
biara, gereja, hotel, kafe, restoran, bahkan butik. Selain pemandangan
kota gua batu, traveler bisa mengagumi keindahan Dark Church di Goreme
Open Air Museum. Gereja ini memiliki gambar yang sangat cantik pada dindingnya.
Setiap sudut gereja ini diukir menggunakan berbagai warna. Masih di Goreme,
wisatawan juga bisa mengunjungi Gumusler Monastery, yang dibangun pada abad
ke-10 Masehi.
Kuil ini dipahat dari batu serta memiliki
ukiran khas Mesir. Kedua obyek wisata ini akan memberi para turis pengalaman
historis yang dibalut dalam suasana spiritual dan kebu- dayaan. Selama
berlibur di Cappadocia, rasanya belum lengkap bila tidak naik balon udara.
Tidak perlu khawatir dengan penerbangan perdana ini.
Pasalnya, penyedia jasa tur balon di Cappadocia memiliki safety record
yang baik serta pilot-pilot yang profesional. Usahakan berang- kat saat
matahari terbit. Hal ini agar bisa melihat pancaran sinar matahari yang
menerangi bebatuan di Cappadocia. Sebelum terbang, mereka akan mengisi balon
dengan banyak udara.
Setelah dirasa cukup, mereka lalu menambahkan
udara panas dengan membakar gas agar balonnya bisa mengangkat keranjang yang
berisi penumpang serta terbang di udara.
Yup….balon udara pun
siap berangkat! Dengan semburan gas yang terbakar, balon perlahan-lahan
meninggalkan tanah. Benar- benar pengalaman mendebarkan dan sulit digambarkan
dengan kata-kata. Balon udara melaju dengan tenang, halus, bahkan tanpa
guncangan sama sekali. Setiap detik yang berlalu di keranjang balon udara sangatlah
sensasional.
Pemandangan dari atas disajikan dalam
sudut pandang yang berbeda. Salah satunya adalah Fairy Chimney, batu menjulang
yang berbentuk menyerupai cerobong asap. Tak terasa satu jam sudah melayang di
udara, pilot memutuskan mencari lokasi pendaratan yang tepat. Pilot pun akan
mengarahkan untuk bersiap di lokasi pendaratan. Berpeganganlah pada tali sisi
di dalam keranjang dan posisi badan bersender pada papan pemisah keranjang
dengan arah yang berlawanan dengan posisi sang pilot.
Saat balon udara kembali menyentuh
tanah, hanya terasa guncangan kecil akibat benturan, sama sekali tidak
mengerikan. Menyenangkan, bukan? Ketika Anda keluar, staf tur balon udara telah
menyiapkan meja lengkap dengan bunga, sampanye, jus jeruk, dan ser tifikat.
Sengaja dipersiapkan untuk merayakan penerban- gan yang sukses. Cheers
No comments:
Post a Comment