Friday, March 4, 2016

MASJID KUBAH EMAS DEPOK



MASJID KUBAH EMAS DEPOK


     Aslinya bernama Masjid Dian al-Mahri. Namun orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan Masjid Kubah Emas. Ya, masjid ini memang punya lima kubah berlapis emas murni 24 karat bertebal 3 milimeter. Masjid ini merupakan salah satu dari tujuh masjid berkubah emas di dunia. Enam sisanya berada di Palestina, Irak, Singapura, dan Brunei Darussalam.

     Pada akhir pekan, kawasan masjid di Jalan Raya Maruyung, Cinere, Depok, Jawa Barat, ini selalu ramai pengunjung. Orang yang datang berasal dari berbagai penjuru kota, bahkan dari luar negeri. Dari Jalan T.B. Simatupang, Jakarta Selat- an, kalau lalu lintas tak macet, masjid ini bisa dijangkau dalam waktu kurang-lebih 30 menit. Tapi bisa lebih jika lalu lintas macet. Paling enak memang menumpang mobil atau kendaraan pribadi. Anda hanya perlu membayar tiket parkir yang tak terlalu mahal, Rp 10 ribu untuk mobil dan Rp 5.000 untuk sepeda motor. Namun, jika Anda memilih angkutan umum, silakan menuju Terminal Lebak Bulus. Dari situ, Anda bisa menumpang angkutan bernomor 102 menuju pertigaan Parung Bingung. Dari pertigaan itu, lokasi masjid kubah emas tak terlalu jauh. Banyak pengunjung memilih naik angkot, tapi tak sedikit yang berjalan kaki sekalian berolahraga.

     Selain sebagai lokasi wisata religi, kubah emas menjadi pilihan favorit untuk akad nikah. Sejumlah pesohor, seperti Olla Ramlan, Andi Soraya, hingga politikus Idrus Marham, memilih masjid ini untuk mengikat janji suci itu. Turis luar negeri yang menyambangi masjid ini kebanyakan dari Malaysia, Brunei Darus- salam, dan Timur Tengah. Jumlah wisatawan meningkat saat bulan Ramadan.  Te rutama pada sore hari menjelang berbuka puasa, pengunjung masjid yang didirikan pada 31 Desember 2006 ini akan semakin padat.

      Jadi, kalau tak ingin bersesak-sesakan, pilihlah waktu pagi hari. Jika diperhatikan, bentuk kubah utama di masjid ini dibuat menyerupai Taj Mahal di India. Untuk menuju masjid, ada hamparan taman luas dengan berbagai tanaman dan bunga. Ada beberapa peraturan yang wajib diikuti pengunjung yang hendak memasuki kawasan ini. Salah satunya mengenakan pakaian sopan. Khusus perempuan diharuskan berhijab. Kalau Anda tidak berhijab dan kebetulan tidak membawa, jangan khawatir. Pengurus masjid kubah emas menyediakan hijab untuk dipinjam. Ada tempat penitipan tas, sepatu, atau san- dal gratis dan aman. Kalau ingin menunaikan salat di sini, jangan lupa mengambil air wudu sebelum masuk.

      Pada hari Kamis. Khusus hari itu, masjid kubah emas ditutup untuk umum untuk alasan pemeliharaan. Namun, pada hari lain, siapa saja boleh berkunjung. Bangunan masjid berada agak menjorok ke dalam. Pengunjung harus berjalan kaki agak jauh untuk mencapai masjid ini. Tak apa-apa, sekalian melihat-lihat taman penuh bunga nan asri, kan? Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 8.000 meter persegi. Selain kubah, miniare, dan gapura, masjid ini dilengkapi dengan dekorasi berelemen geometris dan obelisk. Material dari emas ternyata tak ha-nya digunakan pada kubahnya, tapi uga pada mahkota pilar interior, berupa serbuk emas serta gold plating pada tangga mezanin, capital, dan lampu gantung.
     
       Sejumlah ornamen kaligrafi di langit-langit kubah dan ornamen dekoratif di atas mimbar mihrab juga dihiasi emas. Lampu gantung seberat 8 ton dari Italia menjadi salah satu “tontonan” menarik. Konon, lampu itu serupa dengan lampu di Masjid Sultan Oman. Di atas lampu indah itu, langit-langit kubah berganti warna setiap waktu salat.  Sebelum Anda memutuskan pulang, silakan mampir ke toko suvenir. Terdapat aneka cendera mata, seperti cangkir, pin, kaus, mukena, sajadah, songkok, dompet, jam, dan piring.

No comments:

Post a Comment