MASJID
KUBAH EMAS DEPOK
Aslinya bernama Masjid Dian al-Mahri.
Namun orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan Masjid Kubah Emas. Ya,
masjid ini memang punya lima kubah berlapis emas murni 24 karat bertebal 3
milimeter. Masjid ini merupakan salah satu dari tujuh masjid berkubah emas di
dunia. Enam sisanya berada di Palestina, Irak, Singapura, dan Brunei
Darussalam.
Pada akhir pekan, kawasan masjid di Jalan
Raya Maruyung, Cinere, Depok, Jawa Barat, ini selalu ramai pengunjung. Orang
yang datang berasal dari berbagai penjuru kota, bahkan dari luar negeri. Dari
Jalan T.B. Simatupang, Jakarta Selat- an, kalau lalu lintas tak macet, masjid
ini bisa dijangkau dalam waktu kurang-lebih 30 menit. Tapi bisa lebih jika lalu
lintas macet. Paling enak memang menumpang mobil atau kendaraan pribadi. Anda
hanya perlu membayar tiket parkir yang tak terlalu mahal, Rp 10 ribu untuk
mobil dan Rp 5.000 untuk sepeda motor. Namun, jika Anda memilih angkutan umum,
silakan menuju Terminal Lebak Bulus. Dari situ, Anda bisa menumpang angkutan
bernomor 102 menuju pertigaan Parung Bingung. Dari pertigaan itu, lokasi masjid
kubah emas tak terlalu jauh. Banyak pengunjung memilih naik angkot, tapi tak
sedikit yang berjalan kaki sekalian berolahraga.
Selain sebagai lokasi wisata religi, kubah
emas menjadi pilihan favorit untuk akad nikah. Sejumlah pesohor, seperti Olla
Ramlan, Andi Soraya, hingga politikus Idrus Marham, memilih masjid ini untuk
mengikat janji suci itu. Turis luar negeri yang menyambangi masjid ini kebanyakan
dari Malaysia, Brunei Darus- salam, dan Timur Tengah. Jumlah wisatawan
meningkat saat bulan Ramadan. Te rutama
pada sore hari menjelang berbuka puasa, pengunjung masjid yang didirikan pada
31 Desember 2006 ini akan semakin padat.
Jadi, kalau tak ingin bersesak-sesakan,
pilihlah waktu pagi hari. Jika diperhatikan, bentuk kubah utama di masjid ini
dibuat menyerupai Taj Mahal di India. Untuk menuju masjid, ada hamparan taman
luas dengan berbagai tanaman dan bunga. Ada beberapa peraturan yang wajib
diikuti pengunjung yang hendak memasuki kawasan ini. Salah satunya mengenakan
pakaian sopan. Khusus perempuan diharuskan berhijab. Kalau Anda tidak berhijab
dan kebetulan tidak membawa, jangan khawatir. Pengurus masjid kubah emas
menyediakan hijab untuk dipinjam. Ada tempat penitipan tas, sepatu, atau san-
dal gratis dan aman. Kalau ingin menunaikan salat di sini, jangan lupa
mengambil air wudu sebelum masuk.
Pada hari Kamis. Khusus hari itu, masjid
kubah emas ditutup untuk umum untuk alasan pemeliharaan. Namun, pada hari lain,
siapa saja boleh berkunjung. Bangunan masjid berada agak menjorok ke dalam.
Pengunjung harus berjalan kaki agak jauh untuk mencapai masjid ini. Tak
apa-apa, sekalian melihat-lihat taman penuh bunga nan asri, kan? Masjid ini berdiri
di atas tanah seluas 8.000 meter persegi. Selain kubah, miniare, dan
gapura, masjid ini dilengkapi dengan dekorasi berelemen geometris dan obelisk.
Material dari emas ternyata tak ha-nya digunakan pada kubahnya, tapi uga pada
mahkota pilar interior, berupa serbuk emas serta gold plating pada
tangga mezanin, capital, dan lampu gantung.
Sejumlah ornamen kaligrafi di
langit-langit kubah dan ornamen dekoratif di atas mimbar mihrab juga dihiasi
emas. Lampu gantung seberat 8 ton dari Italia menjadi salah satu “tontonan”
menarik. Konon, lampu itu serupa dengan lampu di Masjid Sultan Oman. Di atas
lampu indah itu, langit-langit kubah berganti warna setiap waktu salat. Sebelum Anda memutuskan pulang, silakan mampir
ke toko suvenir. Terdapat aneka cendera mata, seperti cangkir, pin, kaus,
mukena, sajadah, songkok, dompet, jam, dan piring.
No comments:
Post a Comment