Wednesday, March 9, 2016

Awal Kinerja Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti



Pertimbangan Jokowi atas penunjukan Susi

       Saya meyakini Ibu Susi akan banyak bikin terobosan,” kata Jokowi. Maka, sore itu, begitu mengetahui berita di televisi, kagetlah keluarga besar Susi. Mereka tidak tahu Susi batal ke Amerika dan malah muncul di Istana. “Ya, banggalah,” kata adik Susi, Fuad Karlan. Masyarakat pun heboh mendapati tingkah nyentrik Susi. Ia membalikkan stereotip citra pejabat “baik-baik” yang umum selama ini. Ia memiliki tato di sepanjang betis kanannya yang, pada saat pelantikan Senin, keesokan harinya, bahkan mengintip di belahan kebaya Susi. Sebagai pejabat baru,
       Susi, yang seorang perempuan, juga tidak segan merokok di muka umum di lingkungan Istana Negara. Yang juga menjadi perdebatan, ia ternyata hanya tamatan SMP, sementara menteri lainnya bertitel profesor. Publik pun ramai membahas sosok pemilik Susi Air tersebut. Komentar negatif dan positif sama-sama imbang. Di luar soal penampilan fisik dan pendidikan, mulai tersebar pula suara- suara yang meragukan kredibilitas bisnis Susi. Susi juga disebut bersuamikan warga negara
jadi pejabat karena teman-temannya penggede semua,” kata tetangga Susi, Andersen, yang juga teman bermusik ayah Susi ini. Menurut Sarwono, di luar kedekatannya dengan para pejabat itu,
       Susi memang layak menjadi Menteri KKP. Susi adalah orang yang dinamis dan cerdas. Akhirnya, Minggu sore, Jokowi mengumumkan kabinetnya, dan memanggil Susi di urutan kelima. “Ibu Susi ini wirausahawati pekerja keras. Mulai dari nol sampai bisa menggabungkan dunia penerbangan dengan asing yang dikhawatirkan bisa mengganggu kerahasiaan kelautan NKRI. Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional (KNTI) Riza Damanik sampai mengirim informasi itu dalam bentuk surat kepada Jokowi. Katanya, Susi dapat menimbulkan konflik kepentingan. “Itu akan selalu sulit dihindari,” ujar Riza isu miring itu rupanya mengusik Susi.

      Susi pantas kesal waktu kerjanya habis hanya untuk mengklarifikasi isu. Terkait tudingan soal konflik kepentingan, Susi menyatakan sudah menyerahkan pengelolaan perusahaannya kepada orang kepercayaan. Susi Air ia serahkan kepada Mayjen (Purnawirawan) Sudrajat. Sementara, PT ASI Marine Production sudah diserahkan kepada Rustam Effendi. Ia pun mengaku saat ini menjadi orang tua tunggal--alias tidak bersuami--bagi tiga anaknya. Pengakuan ini tentu untuk menjawab kekhawatiran soal bocornya rahasia kelautan negeri ini. “Saya akan menunjukkan saya punya tanggung jawab. Itu yang saya lakukan,” kata Susi. Soal gayanya yang nyentrik, Susi pun mengaku tidak akan berubah. “Kalau saya mau berubah seperti birokrat atau ibu-ibu yang manis dan feminin, saya tidak bisa. Saya sudah 50 tahun seperti ini,” tegasnya.
       Sarwono menjamin Susi akan langsung tancap gas melakukan tugasnya sebagai menteri. “Kalian dapat menteri seperti Susi, diajak lari. Semoga napas kalian panjang aja,” kata Sarwono menasihati pegawai KKP. Peringatan Sarwono tampaknya bukan omong kosong. Di hari pertama kerja, Susi langsung menetapkan jadwal masuk dimajukan dari pukul 08.00 WIB menjadi pukul 07.00 WIB. “Semakin pagi tambah semangat,” ucap Susi. Ia juga langsung menunjukkan ketegasan dalam memimpin lembaga itu. Ketika menggelar rapat dengan Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rabu, 29 Oktober 2014,
       Susi beberapa kali “sewot” saat mengetahui pendapatan kapal 30 GT jauh dari target. Menurut data KKP, kapal 30 GT saat ini berjumlah 5.000 buah. Dalam setahun, pendapatannya diketahui Rp 300 miliar. Berarti satu kapal per tahun hanya bisa menghasilkan Rp 60 juta. Padahal kapal tersebut minum solar subdisi 1,5-2 ton per hari. “Kita minta (pendapatan) Rp 5-6 triliun. Wajar tidak? Kok diam? Setuju?” tanya Susi. “Setuju”, jawab peserta rapat. Ia juga akan me-review kembali izin-izin penangkapan ikan. Dalam dua bulan ini, penerbitan izin baru dimoratorium. Agar nelayan bisa melaut, ia akan memastikan tersedianya bahan bakar dan berencana menghapus subsidi solar nelayan. Sebagai gantinya, subsidi itu akan berwujud alat-alat tangkap yang lebih mendukung. “Let see, i hope i never lose my temper, but i do my best,” janji Susi. 

No comments:

Post a Comment