Friday, March 4, 2016

KISAH PERJALANAN KELUARGA PRESIDEN JOKO WIDODO



KISAH KELUARGA PRESIDEN JOKO WIDODO

       Joko Widodo gelisah setiap kali usai mengantar-jemput anak-anaknya ke sebuah sekolah dasar di Solo. Ia merasa betapa enak masa kecil anak- anaknya itu. Berangkat dan pulang sekolah tinggal duduk manis di dalam mobil. Mereka hanya menjejak tanah di gerbang sekolah, lalu asyik berlari ke dalam kelas. Kondisi itu kontras dengan kehidupan Jokowi sewaktu kecil. Bak langit dan bumi. Jokowi kecil harus melewati masa-masa yang getir. Rumah orang tuanya digusur dari satu bantaran kali ke bantaran lainnya. Bahkan dia harus membantu ayahnya berjualan kayu dan menjadi pengger- gaji kayu. Roda berputar.
     Jokowi lalu hidup mapan sebagai eksportir mebel. Namun ia takut anak- anaknya jadi terlalu manja, tidak mandiri, dan besarnya kelak bergaya hedonis. Ia berpikir anak-anak itu harus menghadapi tempaan hidup yang sulit agar tidak menjadi orang yang lembek. Maka, setamat SD, Gibran Rakabuming Raka, lahir 1988, anak sulungnya, dikirim ke negeri tetangga, Singapura. Di negeri orang, Gibran di
harapkannya mampu mengatur hidup sendiri. Si sulung sempat menangis karena tidak tahan. “Biar (anak itu) kapok, tidak manja lagi,” ucap Jokowi seperti ditulis Alberthiene Endah dalam buku Jokowi, Memimpin Kota, Menyentuh Jakarta (2012).     
      Beberapa tahun kemudian, giliran Kaesang Pangarep, lahir 1995, anak ketiga Jokowi, yang melanjutkan SMP di Singapura. “Tega enggak tega,” ucap Jokowi, yang baru saja dilantik menjadi Presiden RI pada 20 Oktober lalu. Namun Kaesang justru senang begitu Gibran pulang ke Solo setelah mengantarnya. Ia merasa hidup bebas. Pada hari pertamanya, ia mengaku langsung kangen pada orang tua. Namun ia tidak perlu waktu lama menemukan obat kangen itu. “Gue putusin cari foodcourt paling deket,” cerita Gibran di blog pribadinya, misterkacang.blogspot.com.
      Menikah dengan Iriana pada 1986, Jokowi juga dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Kahiyang Ayu. Berbeda terhadap kedua anak lelakinya, Jokowi menyekolahkan putrinya yang lahir pada 1991 itu sampai tingkat perguruan tinggi di Solo. Ayang begitu pang gilan akrab Kahiyang menolak bersekolah di Singapura karena ingin dekat dengan orang tuanya. Pada 2012, Ayang lulus dari Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo.
        Tak mengikuti jejak ayahnya sebagai pebisnis, ia mencoba peruntungan menjadi abdi negara. Kamis, 23 Oktober 2014, gadis berambut panjang ini mengikuti tes calon pegawai negeri sipil di Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Solo, bersaing dengan ratusan pelamar lainnya. Jokowi memang mempersiapkan Gibran sebagai penerusnya di perusahaan mebel PT Rakabu. Sejak menjabat Wali Kota Solo pada 2015, Jokowi menyerahkan pengelolaan peru- sahaan itu kepada Anjas Aryo Wijanarko, adik Iriana. Sebagai ancang-ancang, setelah lulus dari SMA, Gibran mengambil kuliah di Management Development Institute of Singapore pada 2007. Ia juga mendalami bisnis di sebuah universitas di Australia. Sejak di SMP hingga SMA,
       Gibran sering diajak mengunjungi pameran produk-produk kayu di Singapura, Barcelona, Milan, dan Paris. Namun ternyata si sulung tidak berminat meneruskan bisnis mebel Jokowi. Ia menolak terlibat di PT Rakabu. Gibran memilih membangun usaha sendiri di bidang katering. Chilli Pari Catering and Wedding Organizer adalah perusahaan kater ing Gibran yang mulai beroperasi pada 2010. Ide usaha itu muncul setelah Gibran menge- tahui gedung pernikahan milik Jokowi, Graha Saba Buana, belum punya unit katering. Namun, kabarnya, sikap anaknya itu sempat membuat Jokowi marah. Karena itu, Jokowi menolak menyuntikkan modal kepada lelaki bermodel rambut semi Mohawk itu.
        Namun Gibran tidak patah semangat. Ia mengajukan proposal pinjaman ke berbagai bank. Dengan modal pinjaman bank Rp 1 miliar, bisnis Gibran mampu berkembang pesat hanya dalam waktu empat tahun. Berdasarkan info di situsnya, Chilli Pari menyediakan dua macam paket pernikahan. Pertama, paket Ready on Plate dengan harga mulai Rp 69 juta. Kedua, paket Standing Party dengan tarif mulai Rp 121 juta. Chilli Pari juga melayani katering untuk acara bertaraf nasional maupun internasional.
       Jokowi mengatakan, meski berbeda lapangan bisnis, Gibran mewarisi jiwa kerjanya sebagai pengusaha. Anaknya tergolong pengusaha muda yang ulet. “Pagi sampai pagi lagi anak saya kerjanya,” ujar Jokowi. Gibran juga mempunyai watak mirip dengan Jokowi, yaitu kaku ketika menghadapi orang yang belum dikenal dekat. Selain itu, Gibran sosok paling pendiam di antara anggota keluarga Jokowi lainnya. “Dia itu kalau ngomong kayak (harus) bayar Rp 10 ribu per huruf,” ujar Kaesang bercanda.
        Sementara itu, Ayang lebih menyerupai ibunya. Selain mirip dalam hal wajah, cara Ayang berbusana sama bersahajanya dengan sang ibu. Putri Jokowi ini termasuk jarang mengeks- presikan diri melalui media sosial. Nah, Kaesang adalah anak presiden yang paling gaul. Ia kerap mengunggah foto-fotonya di Instagram dan Twitter. Pria yang punya cita-cita berperut six pack ini pernah mengunggah foto dirinya yang berotot.
        Kaesang juga gemar melucu. Semua postingnya di blog berisi banyolan segar ala ABG masa kini. Paling sering ia curhat tentang nasib dirinya yang belum pernah sekali pun berhasil menembak gadis. Ia seorang jones alias jomblo ngenes. Kaesang juga tidak ragu-ragu menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di kehidupan keluarga. Bagaimana ributnya persiapan sebelum Jokowi dilantik menjadi presiden ia gambarkan dengan superkocak. Bahkan, tanpa beban, ia menyebut Jokowi dengan sebutan si Uler Londot karena gaya tidurnya yang suka dalam posisi meringkuk, kaki ditekuk, dan tangan mendekap dada. “Ndak apa-apa saya dibilang begitu (Uler Londot). Anak saya memang lucu, kayak bapaknya,” ujar Jokowi saat dimintai konfirmasi wartawan.
       Bukan cuma dalam bisnis Jokowi “bersitegang” dengan keluarga. Menurut Jokowi, pihak pertama yang menentang dirinya saat hendak maju dalam pilkada Solo periode pertama (2005) adalah istri dan anak- anaknya sendiri. Dari Singapura, Gibran menelepon khusus untuk melayangkan protes keras. Ia tidak suka ayahnya bermain politik. “Untuk apa Bapak mencalonkan diri menjadi wali kota?” sembur Gibran. Sampai ia sukses menjadi Wali Kota Solo, anak-anak Jokowi tetap berkeberatan atas pilihannya terjun ke dunia politik.
       Gibran, misaln ya, tidak pernah mau diperlihatkan sebagai anak wali kota oleh Jokowi. Ia juga enggan menghadiri acara-acara seremonial ayahnya. Ayang mengaku mendoakan kelancaran tugas-tugas ayahnya, tapi soal dukungan urusan nanti. “Anak ketiga masih terlalu kecil, jadi tak berkomentar apa-apa,” ucap Jokowi. Silang pendapat terulang kembali ketika Jokowi memutuskan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Iriana memberi pertimbangan  tambahan, mereka berdua akan jauh dari anak- anak, yang sudah “bermarkas” di Solo. Namun, setelah diberi penjelasan panjang-lebar, keluarga akhirnya mau memahami. “Saya juga sudah yakin menang,” ujar Jokowi mengenang.
       Belum dua tahun menjadi gubernur, karena makin moncer popularitasnya, Jokowi lantas dicalonkan menjadi presiden oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Iriana, Ayang, dan Kaesang beberapa kali terlihat turut mendampingi kampanye Jokowi. Namun mereka tetap tidak terlalu eksis. Mereka tak selalu men empel Jokowi kala sang bapak berkampanye. Sementara itu, si sulung Gibran nyaris tidak menampakkan batang hidungnya. Karena jarang ikut kampanye, Gibran sempat digosipkan sebagai “anak haram” oleh sebuah media yang disebut Jokowi sebagai media yang tidak jelas. “Saya kan kerja. Kalau penganggur, saya ikut Bapak saya,” kata Gibran kesal, yang oleh Jokowi kemudian dirangkul dan dinasihati agar tidak membaca media yang tidak jelas. Meski sempat memprotes karier politik ayahnya, saat pelantikan Jokowi sebagai presiden, ketiga anak Jokowi hadir.
       Bahkan mereka sempat diperkenalkan kepada media di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta sebelum berangkat ke gedung MPR/DPR di Senayan. Seperti biasa, keluarga ini tampil malu-malu, sederhana, dan apa adanya. Kini Gibran, Kahiyang, dan Kaesang menjadi putra dan putri mahkota. Akankah mereka tetap mempertahankan kesederhanaan dan kekritisannya kepada sang bapak, yang kini sudah jadi presiden?

No comments:

Post a Comment